Kisah Anglingdharma (biasa ditulis juga Angling Dharma), cukup populer. Di sejumlah daerah meyakini keberadaan Anglingdharma di masa lampau.
Namun, bagaimana kisah Anglingdharma menurut naskah-naskah kuno yang ada? Berikut 3 naskah Serat Anglingdharma yang berhasil ditemukan. Juga ada penelitian tentang serat-serat tersebut.
1. Serat Anglingdharma Ditulis Tahun 1806
Naskah Serat Anglingdarma tahun 1806 ditulis pada hari Rabu Legi, bulan Sapar tahun 1806. Pengarangnya tidak disebutkan namanya. Buku ini memiliki 225 halaman dan menceritakan tentang keadaan kerajaan Melawapati saat Prabu Anglingdarma berkuasa.
Ceritanya juga meliputi perjalanan Anglingdarma yang kemudian menikahi Anggarawati, putri dari Darmawangsa, raja di Bojanagara. Selain itu, Anglingdarma juga menjadi menantu raja Kertanagara dengan menikahi putrinya yang bernama Trusilawati.
Namun, naskah ini hanya fokus pada hal-hal penting atau garis besar cerita, dan variasi kalimatnya terbatas. Bentuk tulisan naskah ini menggunakan aksara Jawa carik atau tulisan tangan, dan beberapa halaman naskah mengalami kerusakan karena sobek.
2. Naskah Serat Anglingdarma karya R. Ng. Ranggawarsita
Naskah Serat Anglingdarma karya R. Ng. Ranggawarsita tidak memiliki angka tahun atau catatan tentang kapan ditulis. Buku ini terdiri dari 95 halaman dengan tulisan aksara Jawa cetak berbentuk tembang macapat.
Ceritanya dimulai dari Danurwenda, putra Anglingdarma, dengan Trusilawati, putri raja di Kertanagara. Keadaan buku ini baik dan tidak ada halaman yang rusak.
3. Serat Anglingdharma Ditulis Masa Pakubuwono X
Naskah Serat Anglingdarma yang ditulis pada zaman pakubuwana X atau tahun Jawa 1850 memiliki 610 halaman. Tulisannya menggunakan aksara Jawa carik atau masusrip beraksara Jawa berbentuk tembang macapat. Keadaan naskah ini baik, dan kertasnya memiliki garis-garis Water Mark tanpa adanya kerusakan.
Ceritanya mencakup seluruh peristiwa dari kerajaan Melawapati hingga Bojanagara dan Kertanagara. Variasi kalimat dalam cerita membuat kisah Anglingdarma menjadi hidup, indah, dan mengasyikkan.
Perbandingan Serat Anglingdharma
Titin Masturoh, dari ISI Surakarta mempublikasikan hasil penelitiannya tentang Serat Anglingdharma. Penelitian itu dipublikasikan di Jurnal Penelitian Seni Budaya Acintya Volume 6 No. 2 Desember 2014. Berikut analisa perbandingan Titin atas tiga Serat Anglingdharma.
a. Naskah Serat Anglingdarma yang ditulis pada tahun Jawa 1850 adalah yang paling lengkap dari ketiganya.
b. Naskah Serat Anglingdarma yang ditulis pada zaman pakubuwana X atau tahun Jawa 1850 memiliki tulisan yang lebih jelas dan rapi dibandingkan dengan naskah Serat Anglingdarma lainnya.
c. Naskah Serat Anglingdarma yang ditulis pada zaman pakubuwana X atau tahun Jawa 1850 adalah yang paling baik dan utuh di antara ketiganya.
d. Dari segi bahasa, naskah Serat Anglingdarma yang ditulis pada zaman pakubuwana X atau tahun Jawa 1850 ini mudah dipahami oleh pembaca secara umum.