Pada tahun 2007-2008, Kabupaten Bojonegoro dihadapkan pada bencana banjir yang tak terduga. Banjir tersebut disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi selama periode 25-28 Desember 2007. Khususnya pada tanggal 26 Desember 2007 pukul 14.00 WIB, air Sungai Bengawan Solo mulai meluap, mengakibatkan sejumlah masalah serius.
Banjir dimulai pada tanggal 26 Desember 2007, terutama saat air Sungai Bengawan Solo meluap.
Intensitas hujan yang tinggi selama periode 25-28 Desember 2007 menjadi pemicu utama banjir ini. Air sungai Bengawan Solo yang meluap akibat hujan deras menyebabkan genangan air meluas ke daerah permukiman warga dan lahan pertanian.
Banjir ini menyebabkan kenaikan air Sungai Bengawan Solo dengan ketinggian mencapai 31,6 phieilscaal pada tanggal 27 Desember 2007. Wilayah Kota Bojonegoro tergenang, dan tinggi muka air mencapai 15,00 phieilscaal. Genangan air semakin meluas karena aliran dari dua sungai, yaitu Kali Madiun dan Sungai Bengawan Solo, mengakibatkan air menumpuk menjadi satu. Sejumlah wilayah, termasuk Kota Bojonegoro, merasakan dampaknya dengan kawasan permukiman, pertanian, dan lainnya terendam.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengambil tindakan cepat dengan menetapkan status siaga II di tiga kecamatan yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu Kecamatan Margomulyo, Ngraho, dan Padangan. Pada tanggal 28 Desember 2007, ketinggian air mencapai puncak tertinggi di Karangnongko, memaksa pemerintah menetapkan siaga III. Namun, upaya mencegah banjir tidak berhasil, dan banjir berlangsung hingga tanggal 7 Januari 2008, merendam 165 desa di 15 kecamatan.
Banjir ini terjadi secara tiba-tiba akibat meluapnya air Sungai Bengawan Solo yang terjadi akibat intensitas hujan tinggi. Kondisi ini membuat air menggenangi wilayah lebih rendah, termasuk permukiman warga dan lahan pertanian.
Banjir Bojonegoro tahun 2007 merupakan banjir yang terbesar. Menurut laporan Official Coordinator of Humanitarian Assisten (OCHA), Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah terparah yang tergenang banjir Sungai Bengawan Solo (Unaited Nations, OCHA Situation Report No 4, 2008:2).
Terdapat 165 desa di 15 kecamatan yang tergenang banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Peristiwa banjir kali ini merupakan banjir terbesar yang terjadi dalam sejarah. Seluruh wilayah terdampak yang dilewati aliran Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro
nama pengarangnya siapa ya kak?