Bojonegoro, sebuah kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa Tengah, kaya akan sumber daya alam. Hal ini menjadi pusat utama produksi minyak dan gas di Indonesia.
Apa saja fakta-fakta menarik Kabupaten Bojonegoro yang menjadi penghasil migas terbesar di Indonesia? Simak penjelasannya.
Lapangan Banyuurip
Salah satu lokasi penting di kabupaten ini adalah Lapangan Minyak Banyu Urip, yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan terletak di Kecamatan Gayam.
Selain Banyu Urip, terdapat juga Lapangan Kedung Keris (KDK) yang merupakan bagian dari Blok Cepu. Kedung keris berada di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu.
Lapangan Banyuurip dan Kedung Keris menghasilkan sekitar 220 ribu barel minyak per hari.
Blok Cepu sendiri menyimpan cadangan minyak cukup besar. Di Lapangan Banyu Urip sekitar 450 juta barel. Namun, setelah melakukan pembaruan data seismik, cadangan ini meningkat menjadi 823 juta barel.
Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB)
Bojonegoro juga dikenal sebagai penghasil gas alam. Lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) adalah salah satu lapangan gas terbesar di Indonesia. Terletak di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, tidak jauh dari Lapangan Banyu Urip. Lapangan gas JTB dioperasikan oleh Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina.
Saat ini, produksi gas JTB mencapai sekitar 50 juta standar kaki kubik per hari, dengan potensi puncak produksi mencapai 192 juta standar kaki kubik per hari pada Desember 2022. Sebagian besar gas ini sudah terjual kepada PGN dan PLN, sementara sisanya akan dibeli oleh Petro Kimia Gresik, dengan persetujuan final dari Kementerian ESDM.
Dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa, Bojonegoro terus berperan penting dalam menyokong kebutuhan energi di Indonesia. Diharapkan, pemanfaatan sumber daya ini dapat dilakukan dengan bijak untuk mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.
Dana Bagi Hasil Sangat Besar
Adanya minyak dan gas bumi yang ada di Kabupaten Bojonegoro menjadikan daerah ini sangat kaya. Bayangkan saja, untuk pendapatan dari Dana Bagi Hasil (DBH) migas pada 2022 mencapai Rp 1,13 triliun. Sedang pada tahun 2023 ditargetkan pendapatan Rp 1,7 triliun dari DBH.
Pendapatan Laba Participating Interest (PI) Blok Cepu
Selain dari DBH, Kabupaten Bojonegoro juga mendapatkan pasokan dana pendapatan dari PI. Pendapatan diterima Bojonegoro melalui BUMD PT Asri Dharma Sejahtera (ADS). Pada 2022 laba yang diterima sebesar US$ 9.404.508 atau setara Rp 147 miliar lebih. Laba ini sesuai prosentase kerja sama, yakni PT Surya Energi Raya (SER) 75% dan Bojonegoro 25%.