Kayangan Api terletak di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Kayangan Api adalah fenomena alam yang menarik dan memiliki hubungan erat dengan ilmu fisika, khususnya dalam konteks medan magnetik dan konduktivitas listrik. Fenomena ‘api abadi’ ini telah mengundang rasa ingin tahu seiring dengan kekayaan sumber daya alamnya, terutama gas bumi. Mari kita jelajahi bagaimana kayangan api dapat dipahami dari sudut pandang ilmu fisika.
Kayangan Api dan Medan Magnet Bumi
Bumi memiliki dua kutub magnet, yaitu kutub utara dan selatan. Medan magnet yang ada di bawah permukaan kayangan api dipengaruhi oleh kondisi geofisika di bawahnya. Ini adalah hasil dari teori yang menggambarkan keterkaitan gaya magnet dengan kutub magnet, seperti yang dijelaskan dalam Hukum Coulomb. Hukum ini menyatakan bahwa gaya magnet berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua kutub magnet. Sehingga, medan magnet di bumi dapat memengaruhi fenomena di atas permukaan, termasuk api abadi di kayangan api (Telford et al., 1990; Wulandhari & Sungkono, 2017).
Kayangan Api: Pengaruh Batuan dan Mineral
Dalam kayangan api, medan magnet yang timbul di dalam bumi disebabkan oleh sifat-sifat batuan yang menyusun struktur di sekitarnya. Batuan memiliki sifat magnetik yang dapat mempengaruhi keberlanjutan api abadi. Keabadian api ini terkait dengan sifat magnetik yang dipengaruhi oleh logam, temperatur, mekanisme, serta sejarah yang ada (Prasetyo et al., 2014). Saat suhu di kayangan api tinggi, nilai magnetisasi juga meningkat, dan batuan akan mengalami perubahan sifat kemagnetannya jika terkena suhu di atas temperatur Curie.
Konduktivitas Listrik
Selain medan magnet, konduktivitas listrik juga memainkan peran dalam fenomena kayangan api. Batuan yang ada di sekitar api abadi memiliki sifat kelistrikan yang berbeda-beda. Batuan sedimen, misalnya, memiliki sifat konduktif yang rendah, sedangkan batuan reservoir dapat melewatkan arus listrik. Konduktivitas listrik batuan sangat dipengaruhi oleh kandungan air dan mineral-mineral di dalamnya. Semakin banyak mineral dengan sifat magnetik yang terdapat dalam batuan, semakin besar konduktivitasnya (Kiftoni & Sungkono, 2014).
Peran Listrik dalam Kayangan Api
Proses ionisasi pada gas netral oleh sinar ultraviolet (UV) di lingkungan terbuka kayangan api dapat menghasilkan aliran arus elektrojet. Hal ini sesuai dengan hukum Faraday yang menyatakan bahwa aliran arus dapat menimbulkan medan magnet induksi. Ketika batuan-batuan di sekitar api mengandung mineral dengan karakteristik magnetik yang banyak, suseptibilitas magnetiknya meningkat, dan ini dapat diamati pada titik ledakan gas (Wulandhari & Sungkono, 2017).
Kesimpulan
Dalam perspektif kajian ilmu fisika, kayangan api merupakan hasil interaksi kompleks antara medan magnet bumi, sifat-sifat batuan, konduktivitas listrik, dan peristiwa ionisasi. Fenomena ini menjadi menarik karena menggabungkan banyak aspek fisika yang berbeda. Memahami prinsip-prinsip fisika di balik kayangan api membantu kita merenungkan keajaiban alam dan kompleksitas geofisika bumi yang menghasilkan fenomena ini.
Catatan:
Artikel pendek ini merupakan hasil olah dari dari penelitian yang dilakukan oleh Sefia Anggi Lestari, Setyo Admoko, dan Nadi Suprapto dari Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya. Mereka meneliti tentang konsep fisika pada kearifan lokal Kayangan Api di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian tersebut secara lengkap bisa diakses di JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) FKIP UM Metro Vol. 10, No. 1, Maret 2022, pp.103-113.