Baru-baru ini, salah satu kuliner di Kabupaten Bojonegoro diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) oleh Kementerian Kebudayaan. Yakni kerupuk Abang Ijo atau biasa dikenal dengan kerupuk klenteng. Dikenal dengan kerupuk klenteng karena Lokasi “pabrik” nya berada dekat klenteng Hok Swie Bio.
Nah, apa saja sih budaya Bojonegoro yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI)? Berikut daftarnya:
1. Kerupuk Klenteng/Kerupuk Abang Ijo
Dikutip dari laman resmi Pemkab Bojonegoro, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro Budiyanto menjelaskan Kerupuk Abang Ijo ini terbukti budaya asli berasal dari Bojonegoro dan tidak bisa diklaim oleh daerah lain. Harapannya, setelah ditetapkan sebagai WBTbI, bisa menjadi kuliner khas untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Penyerahan sertifikat WBTbI langsung oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon didampingi Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono kepada Kepala Disbudpar Kabupaten Bojonegoro Budiyanto. Seremonial penyerahan piagam ini saat Awarding Night Komfilasi (Kompetisi Film Asli Jawa Timur) Minggu, (8/12/2024) di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Surabaya.
2. Nyadran Sawuran
Tradisi nyadran sawuran yang khas Kabupaten Bojonegoro diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) pada tahun 2023. Pengakuan oleh Kemenristekdikti dilakukan di Kota Tua, Jakarta pada 25 Oktober 2023.
Tradisi nyadran sawuran ini merupakan tradisi sedekah bumi di Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. Yang unik dari tradisi nyadran ini adalah ada saling lempar nasi oleh para pemuda. Sawuran adalah berarti saling melempar. Biasanya dilakukan sebelum bulan Suro, pada Rabu Pon.
3.Ledre
Kuliner satu ini memang sudah legendaris. Sudah menjadi oleh-oleh khas Bojonegoro sejak lama. Ya, ledre. Makanan tradisional ini biasa juga dikenal dengan gapit kluntung. Ledre diakui sebagai WBTbI pada tahun 2021.
Mengutip laman resmi Pemkab Bojonegoro, dulu, bahan baku ledre adalah tepung beras, gaplek, garam dan santan yang kemudian diencerkan. Dulu, ledre berbentuk lembaran. Setelah dicetak dengan menggunakan wajan dari baja hanya dilipat menjadi dua atau setengah lingkaran. Beda seperti sekarang yang digulung dan berbentuk kecil. Diperkirakan ledre sudah dibikin pada tahun 1932 oleh Mak Min Tjie di Padangan.
4. Ajaran Samin
Kelompok Masyarakat Samin adalah pengikut Samin. Yakni Samin Surosentiko yang lahir tahun 1859. Samin berasal dari Blora-Jawa Tengah. Namun, pengikutnya meluas hingga Bojonegoro. Di Bojonegoro, tinggal keturunan Surosentiko, yaitu Mbah Harjo Kardi. Tinggal di Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Ajaran Samin diakui sebagai WBTbI pada tahun 2009.
Masyarakat Samin di Bojonegoro mempraktikkan ajaran Sedulur Sikep. Pada ajaran Samin, setidaknya ada “lima pitutur”. Yakni berperilaku jujur, sabar, menghindari iri dengki dan keserakahan, menghormati persamaan manusia, berbicara dengan bijaksana, dan memiliki empati terhadap sesama sebagai tuntutan moral.
5. Sandur
Mengutip dari laman resmi Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur, kesenian Sandur Bojonegoro adalah kesenian berbentuk ritual. Salah satu cirinya adalah disertai dengan cerita-cerita mitos, unsur-unsur magis, kesaktian-kesaktian, sistem simbol dan sistem pemaknaannya.
Sandur adalah hiburan masyarakat agraris seusai lelah seharian bekerja di sawah. Kesenian ini kemudian berkembang menjadi produk kesenian yang bertumpu pada upacara ritual. Di dalamnya ada drama, tari, karawitan, akrobatik (kalongking) dan menghadirkan danyang (roh halus). Namun, saat ini menghadirkan roh halus sudah tidak ada.
Sandur sendiri diakui menjadi WBTbI pada tahun 2018.
6. Wayang Thengul
Wayang Thengul merupakan menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten Bojonegoro. Dalam perkembangannya, Wayang Thengul menjadi identitas kebudayaan dan tak sekedar pertunjukan. Bahkan kini, di Desa Sumberrejo Kecamatan Margomulyo banyak pengrajin wayang thengul dan pernak Pernik thengul. Des aini kemudian dikenal dengan Kampung Thengul. Salah satu dalang wayang thengul adalah Ki Santoso di Padangan.
Wayang Thengul diakui sebagai WBTbI pada tahun 2018.