Warga Bojonegoro memadati sekitar Jembatan Sosrodilogo untuk menyaksikan perahu hias dalam rangka Kirab Maskot Si Jalih dan Bolih Pilkada Serentak Tahun 2024. Kegiatan ini digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro, Jumat (30/8/2024).
Acara yang dimulai pukul 14.00 itu dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa. Warga yang didominasi oleh ibu-ibu turut serta berdiri dan bernyanyi dengan khidmat.
Sekretaris KPU Kabupaten Bojonegoro Arif Afandi menuturkan kegiatan ini untuk mensosialisasikan sekaligus melalukan pendidikan politik terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan 27 November 2024. Acara ini juga merupakan serah-terima maskot dari KPU Kabupaten Tuban kepada KPU Kabupaten Bojonegoro.
Selain disuguhi perahu hias, penonton juga disuguhi Tari Thengul khas Bojonegoro persembahan para siswa Sanggar Tari Anglingdharma. Sebanyak tujuh anak berkostum serba hijau dengan riasan wajah putih yang menonjolkan warna merah di bibir serta pipi. Mimik wajah dan gerakan bibir dari para penari tampak begitu jelas dan lucu.
Tari Thengul sendiri terinspirasi dari wayang Thengul khas Bojonegoro. Berasal dari kata methentheng dan methungul. Methenteng bermakna tenaga ekstra yang membuat dalang mengeluarkan tenaga banyak ketika mengangkat wayang. Saat wayang muncul dan dilihat oleh penonton, peristiwa inilah yang disebut methungul atau muncul. Wayang thengul kemudian berkembang menjadi tarian.
Salah satu penonton dari Tanjungharjo yang bernama Dewi berkomentar sangat terhibur dengan acara tersebut. “Semoga siapapun bupati yang terpilih dapat menjadi pemimpin yang lebih baik, memeratakan pembangunan dan bantuan,” harapnya.
Ketua KPU Kabupaten Bojonegoro Robbi Abi Perwira mengungkapkan bahwa maskot kirab perahu hias berawal dari Kabupaten Sumenep, lalu Kabupaten Tuban yang akan diserahkan di Kabupaten Bojonegoro. Selanjutnya akan diserahkan ke Kabupaten Ngawi.
“Bojonegoro termasuk pada jalur satu. Perahu akan finish di Surabaya pada tanggal 8-19 Oktober,” paparnya.
Laki-laki yang mengenakan pakaian serba hitam dan udeng berwarna senada khas Suku Samin itu juga mengatakan bahwa sudah ada dua calon bupati dan wakil bupati yang terdaftar sejak 27-29 Agustus dan akan ditetapkan pada 22 September mendatang. Calon tersebut adalah Setyo Wahono-Nurul Azizah dan Teguh Haryono-Farida Hidayati.
Ada yang menarik dari kegiatan kirab maskot Pilkada ini, yakni para tamu undangan memakai dresscode khas Suku Samin. Tema ini diapresiasi oleh Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto. “Dalam rangka penyerahan kirab, semoga bisa berjalan lancar. Semoga Bojonegoro semakin kuat, baik, dan maju. Begitu juga dengan Jawa Timur dan Indonesia,” tuturnya.
Penjelasan dua maskot Pilkada
Sementara itu, perwakilan dari KPU Provinsi Jawa Timur Nur Salam menjelaskan dua maskot yang dikirab, yakni Si Jalih sebagai ikon Jawa Timur Memilih dan Si Bolih sebagai ikon Bojonegoro Memilih.
Si Jalih diperankan oleh badut berbentuk tabung yang membawa surat pemungutan suara. Sedangkan Si Bolih berperan sebagai burung hijau mengenakan bekap dan batik sebagai bawahan serta membawa paku pencoblosan.
Acara juga dimeriahkan dengan bagi-bagi hadiah kepada anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan warga yang hadir. Acara berlanjut dengan pembacaan deklarasi oleh ketua KPU Kabupaten Bojonegoro. Disusul dengan tanda tangan deklarasi oleh perwakilan dari seluruh pihak dan partai-parti di Kabupaten Bojonegoro.
Penonton antusias menyaksikan kirab maskot pilkada
Terik matahari terasa sangat menyengat, ditambah dengan pasir yang diserbu angin membuat suasana makin panas dan gerah. Meski begitu, para warga tetap semangat menyaksikan rangkaian acara.
Semaki sore, semakin banyak warga yang datang menyaksikan. Mereka duduk di atas rumput kering dengan santai sambil menikmati pertunjukan reog dari Atmojo Putro. Panas matahari yang masih awet tidak membuat para penonton beranjak dari tempat.
Zakiyatul Munawaroh, dari KPU Kabupaten Tuban melakukan penyerahan maskot Si Walan kepada KPU Kabupaten Bojonegoro yang diwakili oleh Arif Afandi. Selanjutnya mereka melalukan pelepasan burung dara bersama segenap perwakilan dari jajaran pemerintahan dan para warga.
Anak-anak berkerumun berebut burung yang dibagikan oleh panitia. Pada hitungan kesatu semua kompak melepaskan burung dara. Disusul tepuk tangan yang meriah.
Puncak acara adalah kirab maskot dengan perahu hias. Usai meninggalkan panggung, mereka menuju dermaga untuk mengantarkan Si Jalih dan Bolih. Sedangkan beberapa warga tetap asyik menonton reog ronde kedua, lainnya ikut serta ke dermaga untuk menonton si maskot.
Ina, salah satu anggota PPS Kecamatan Trucuk merasa terkesan dengan acara ini. “Saya terkesan dengan acara tadi. Teman-teman penyelenggara lebih semangat untuk menyukseskan pilkada di tahun ini. Antusias teman-teman sangat luar biasa dan suatu kebanggan saya bisa ikut terlibat dalam pemilihan calon pemimpin kabupaten dan provinsi,” terangnya.
Ia berharap siapapun yang akan menjadi pemimpin, harus benar-benar melihat kondisi masyarakat, peduli, dan mempunyai gebrakan baru untuk pemberdayaan.
“Terutama perduli dengan masyarakat marginal, dan tidak membandingkan antara kelas atas dengan kelas bawah, karena kita semuanya itu sama. Mereka tanpa rakyat, dan rakyat tanpa pemimpin itu semua tidak lengkap,” tambahnya.