Penulis: Kajar Djati
Boleh jadi, tidak ada warga yang bermigrasi sebanyak warga Madura. Warga di Pulau Garam ini sangat banyak migrasi di sejumlah daerah di jawa. Tidak ada catatan sejarah mulai kapan warga Madura banyak migrasi ke luar daerah.
Namun, sebuah buku berjudul Geografi Budaya Daerah Jawa Timur yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1983, sedikit banyak menjawabnya. Namun, lebih pada kenapa warga Madura bermigrasi keluar daerah, dan sebarannya di mana saja.
Penelitian tersebut dilakukan tahun 1983. Sehingga, kini tentu sebaran warga Madura sudah banyak berubah. Persebaran migran tersebut di antaranya di daerah-daerah Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Surabaya, Gresik dan lainnya.
Nah, kenapa warga Madura banyak bermigrasi ke daerah lain? Berikut beberapa penyebab sebagaimana dikemukakan dalam buku tersebut.
1. Karakteristik Geografis Pulau Madura
Pulau Madura memiliki kondisi fisik yang kurang mendukung untuk kegiatan pertanian. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari tanah kapur yang terbentuk pada zaman pleistosin, umumnya tidak subur untuk pertanian. Morfologi pulau ini juga tidak menguntungkan karena terdapat banyak pegunungan dan bukit-bukit, sedangkan dataran rendah yang dapat digunakan untuk pertanian terbatas. Secara keseluruhan, tanah di Madura memiliki sifat solum dangkal, tekstur liat, struktur kersai bergumpal, rentan terhadap erosi, tingkat kesuburan rendah hingga sedang, dan kandungan unsur hara terutama nitrogen yang rendah.
2. Aspek Politik
Berdasarkan data historis, terdapat hubungan antara penguasa-penguasa di Jawa dan Madura melalui perkawinan atau penguasaan militer. Semua ini dilakukan dengan tujuan politis oleh penguasa di kedua wilayah tersebut.
3. Hubungan Perdagangan
Hubungan perdagangan antara pelabuhan-pelabuhan di Madura dan kota-kota di pantai utara Jawa Timur sudah terjalin sejak zaman dahulu. Pelabuhan seperti Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Kamal terlibat dalam perdagangan dengan pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Jawa Timur seperti Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan Besuki. Perdagangan ini melibatkan pertukaran komoditi antar kedua wilayah.
4. Kontribusi dalam Peperangan
Partisipasi orang Madura dalam kegiatan militer, baik untuk kepentingan penguasa setempat maupun sebagai bantuan kepada pemerintah Belanda atau raja-raja, melibatkan banyak individu dari Madura di daratan Jawa.
5. Perubahan Mata Pencaharian
Meskipun sebagian besar penduduk Madura memiliki mata pencaharian sebagai petani, kondisi alam yang tidak mendukung pertanian menyebabkan sebagian dari mereka beralih ke mata pencaharian lain, seperti berdagang atau mencari ikan. Hal ini mendorong sebagian besar penduduk Madura untuk berpindah ke daerah lain dan berintegrasi dengan penduduk setempat.
6. Perlakuan Penguasa Setempat
Penguasa setempat sering kali membuat peraturan yang tidak selalu diterima dengan baik oleh penduduk, seperti menghindari kewajiban militer untuk kepentingan Belanda. Selain itu, mereka berusaha menghindari penindasan, pemerasan, tekanan, dan perlakuan tidak adil dari penguasa setempat.