RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo, yang terletak di Bojonegoro, memiliki sejarah panjang dan perjalanan yang menarik dalam penyediaan pelayanan kesehatan. Dari zaman sebelum kemerdekaan hingga perkembangannya sebagai salah satu rumah sakit terkemuka di daerah tersebut, berikut adalah gambaran singkat mengenai sejarahnya.
Zaman Sebelum Kemerdekaan
Pada tahun 1924, Zending mendirikan poliklinik di Jalan Teuku Umar, dekat gereja Zending, Bojonegoro. Mereka kemudian mengajukan izin untuk mendirikan rumah sakit, tetapi permohonan tersebut ditolak. Sebagai gantinya, Zending diberi izin untuk mengelola rumah untuk orang miskin (armenhuis) di RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo, yang lokasinya telah ada sejak tahun 1928. Selama masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, RS ini mengalami kerusakan parah akibat kekacauan, dengan seluruh pegawainya melarikan diri.
Pemerintah Jepang kemudian menunjuk seorang direktur berkebangsaan Jerman dan memanggil kembali pegawai RS yang melarikan diri. Dari saat itu, perbaikan dan pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dilakukan.
Zaman Kemerdekaan
Pada tahun 1946-1947, terjadi beberapa pergantian direktur RSUD Bojonegoro. Di tahun 1948, semangat perjuangan di Bojonegoro dan sekitarnya memotivasi para tenaga medis dan paramedis, termasuk Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo, untuk berjuang mendirikan RS Pembantu dan poliklinik di daerah yang sedang berjuang memperoleh kemerdekaan.
Pada April 1949, Dr. Gardjito digantikan oleh Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo sebagai direktur RS Bojonegoro. Di bawah kepemimpinannya, banyak kemajuan dalam regulasi dan fasilitas RS ini. Tahun 1964, terjadi perkembangan signifikan dalam pelayanan, termasuk pembangunan paviliun dan fasilitas rontgen.
Pada tahun 1986, rumah sakit ini mendapatkan status RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dan dinamai RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo, sesuai dengan SK Bupati No. 203 tahun 1990.
Perkembangan Rumah Sakit
Pada tahun 1993, RSUD Bojonegoro mulai menyediakan pelayanan spesialis medis dan dinaikkan menjadi RS kelas C, dengan akreditasi untuk 5 pelayanan. Pada tahun 2002, manajemen dan pengorganisasiannya mengalami perbaikan mendasar, bersamaan dengan perubahan fisik RS. Tempat tidur juga dinaikkan menjadi 202 TT.
Pada tahun 2004-2006, RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo meraih prestasi sebagai RSSIB (Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi) yang terakreditasi untuk 12 pelayanan, dan diakui oleh Kementerian Kesehatan sebagai RS kelas B Non Pendidikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2007-2008, RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo meraih sertifikasi ISO 9001:2000 dan menjadi PPK-BLUD penuh, sesuai dengan Keputusan Bupati Bojonegoro No. 188/413/KEP/412.12/2008. Pada tahun 2010-2011, RS ini juga mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dan meraih akreditasi paripurna pada tahun 2017.
RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro saat ini menjadi pusat pelayanan kesehatan yang melayani sejumlah rumah sakit di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya. Selain itu, rumah sakit ini juga berfungsi sebagai tempat praktik mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, termasuk keperawatan, kebidanan, dan kedokteran. Dengan sejarah panjangnya, RS ini terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Nama-nama Direktur RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
Tahun Nama
1. 1928 – 1938 Dr.H.F Siegel ( Jerman)
2. 1938 – 1942 Dr.H.C William De Vos
3. 1942 – 1942 Dr.Otto O.P Michailis
4. 1943 – 1946 Dr.Abdul Dadi Tjokrodipo
5. 1946 – 1947 Dr. Ahmad Sastrotenoyo
6. 1947 – 1949 Dr. Gardjito
7. 1949 – 1951 Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo
8. 1951 – 1962 Dr. Abdoel Moerad Hoesin
9. 1962 – 1964 Dr. Hwan Te Sing
10. 1964 – 1973 Dr. Herman Suseno
11. 1973 – 1986 Dr. Adi Handoyo
12. 1986 – 1993 Dr. Hadi Purwanto
13. 1993 – 2002 Dr.Soepadjar, M.Si
14. 2002 – 2004 Dr.Syaiful Rahmad, M.Si
15. 2004 – 2006 Dr.Sudat Hadi Utomo
16. 2006 – 2014 Dr.Sunhadi, M.Kes
17. 2014 – 2019 dr. H. Hariyono, Msi
18. 2020-sekarang dr. Ahmad Hernowo Wahyu Utomo, M.Kes