Kabupaten Bojonegoro memiliki banyak potensi kebun buah. Salah satunya adalah kebun anggur. Ahmad Yanuar Hari Wibowo adalah sosok di balik kesuksesan tersebut. Kebunnya berada di Dusun Medayun, Desa Margomulyo, Kecamatan Balen. Mas Bowo, sapaan akrabnya berhasil mencetak prestasi gemilang dalam dunia pertanian. Mas Bowo, adalah orang di balik suksesnya budidaya bibit tanaman anggur impor di desanya.
Dikutip dari laman Kominfo Jatim, Mas Bowo memulai dari nol. “Dari jerih payah saya, sekarang sudah bisa merasakan hasilnya. Saya berhasil mengajak warga sekitar untuk membudidayakan anggur di pekarangan rumah masing-masing. Kini, desa kami dikenal dengan sebutan ‘Kampung Anggur’,” ujarnya.
Meskipun tak memiliki latar belakang formal sebagai petani, Mas Bowo memilih menekuni budidaya anggur impor di halaman dan belakang rumahnya. Keputusannya ini membawa hasil luar biasa. Lebih dari lima varietas anggur impor seperti Julian, Jupiter, Ninel, Mondrop, dan Black Panther berhasil ia budidayakan.
Sebelumnya Jualan Bibit Anggur
Perjalanan Mas Bowo di dunia pertanian dimulai pada tahun 2020. Bahkan sebelum panen pertama, ia sudah bisa menghasilkan pendapatan dari penjualan bibit anggur, dengan harga berkisar 50-100 ribu per pot. Sedangkan bibit yang sudah siap berbuah dipatok dengan harga sekitar 1,5 juta.
“Terkait kebutuhan pasar akan buah anggur impor dan bibitnya, permintaan masih tinggi dan belum bisa tercukupi. Tentunya, ini masih sangat menjanjikan sebagai peluang usaha,” papar Mas Bowo, sembari didampingi oleh Sekretaris Desa Margomulyo.
Jadi Ketua Komunitas Budidata Anggur di Bojonegoro
Sebagai Ketua Komunitas Budidaya Anggur di Bojonegoro, Mas Bowo bahkan pernah didatangi untuk keperluan studi banding dan pelatihan budidaya anggur. Beberapa di antaranya datang dari Pemerintahan Desa wilayah Rembang yang tertarik untuk mengembangkan pertanian tanaman anggur inovatif di lahan Tanah Kas Desa (TKD).
“Kampung Anggur ini juga menerima tamu yang berkunjung untuk memetik buah anggur langsung dengan harga 100 ribu per kilogram. Ini jauh lebih terjangkau dibandingkan harga anggur impor Julian tanpa biji yang mencapai 300 ribuan di supermarket. Kondisi ini sangat sesuai dengan situasi pandemi, yang mengharuskan usaha lebih banyak dilakukan di dalam ruangan atau kebun buatan. Selain itu, hasil yang didapatkan juga cukup besar,” ungkap Mas Bowo dengan bangga.
Pemerintah Desa Margomulyo sangat mengapresiasi keberhasilan yang diraih oleh warganya ini. Mereka menargetkan program kerja di tahun 2023 akan meliputi penanaman anggur yang akan disediakan di seputar Embung Desa tersebut.
Diolah dari laman Kominfo Jatim