Champa sangat erat dengan jawa. Tepatnya pada sisi sejarah persebaran Islam di tanah jawa. Raden Rahmat yang dikenal dengan Sunan Ampel di Ngampeldenta berasal dari negeri Champa. Istri Raja Majapahit, Brawijaya V yang bernama Drawawati juga berasal dari Champa. Dan ia dikenal dengan Putri Champa, atau Putri Cempo.
Putri Champa konon menjadi istri kesayangan Raja Brawijaya V. Ketika sang Raja memperistri Putri China, maka Putri Champa cemburu, hingga akhirnya Putri China dikirim ke Palembang.
Satu versi kisah Sunan Ampel menceritakan bahwa ia adalah putra dari Sayyid Ibrahim al-Asmar atau lebih dikenal dengan Sayyid Ibrahim Asmaraqandhy yang makamnya berada di Tuban. Asmaraqandhy berasal dari Champa dan menikah dengan putri Raja Champa Bernama Condrowulan. Mereka dikaruniai 3 orang anak, Raja Pendito, Sayyid Rahmat, dan Sayyidah Zainab. Sayyid Rahmat bernama lengkap Ali Rahmatullah inilah yang kemudian dikenal dengan Sunan Ampel. Lahir pada tahun 1401 M.
Lalu di mana letak negeri Champa? Ada dua versi terkait hal ini. Pertama, Champa adalah wilayah Thailand. Di abad ke-7, Champa menguasai daerah Vietnam Tengah dan Selatan. Champa ditaklukkan oleh Kerajaan Annam (Vietnam) pada tahun 1471 M. Komunitas Champa akhirnya tersebar di Kamboja, Vietnam, dan wilayah sekitar. Budaya di Champa, lebih dekat dengan budaya China.
Menurut Sejarah Malayu, Champa dulunya taklukkan Majapahit. Raja Champa terakhir adalah Pau Kubah, yang menikah dengan putri dari Lakiu. Kerajaan Kuci meminang anak mereka, tapi lamaran ditolak. Akhirnya pecah perang antara Champa dan Kuci. Dengan jalan pengkhianatan, akhirnya Champa kalah. Dan ibukota Champa bernama Bal. Pau Kubah gugur. Anak-anak Raja Champa yang masih hidup melarikan diri.
Hikayat Hasanudin, sebagaimana dikutip oleh De Graaf dalam bukunya Kerajaan Islam Pertama di Jawa menyebutkan bahwa Champa ditaklukkan Kuci saat Raden Rahmat berada di Jawa.
De Graaf membuat hipotesa bahwa Raja Majapahit pertengahan abad XV membawa gadis Champa yang beragama Islam.
Versi kedua Champa adalah Jeumpa di Aceh. Versi ini dikemukakan oleh Dr Rouffaer, bahwa Champa adalah Juempa di perbatasan Samalangan (Simelungan) dan Pasangan. Hipotesa ini diperkuat oleh rute perjalanan yang ditempuh orang-orang suci seperti Syekh Ibnu Maulana dari Tanah Arab yakni dari Aceh, Pasai, Campa, Johor, Cirebon.