Tembakau telah menjadi bagian penting dari sejarah Kabupaten Bojonegoro sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Tanaman ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi komoditi utama bagi negara-negara maju di dunia, terutama di Eropa. Pada zaman Hindia Belanda, daun tembakau dari Hindia Belanda memenuhi syarat untuk industri tembakau di Eropa.
Pada era Tanam Paksa yang diperkenalkan oleh Van den Bosch di Hindia Belanda, tanaman tembakau mulai ditanam secara luas di berbagai daerah termasuk Jawa, Madura, dan daerah lain di luar Jawa. Antara tahun 1870-1940, perkebunan tembakau sudah ada di beberapa wilayah seperti Kedu, Kediri, Klaten, dan sekitar kota Jember.
Arsip di Dinas Perhutanan dan Perkebunan Bojonegoro tahun 1993 menyebut Bojonegoro juga merupakan salah satu daerah penghasil tembakau di Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro turut berperan dalam membina masyarakat untuk mengembangkan tanaman tembakau. Melalui penyuluhan dan pembinaan, pemerintah berupaya menghasilkan jenis tembakau terbaik. Di Bojonegoro, jenis tembakau Virginia dari Amerika ditanam dan memiliki harga jual yang tinggi.
Pentingnya perkebunan tembakau tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dalam hal penyerapan tenaga kerja. Banyak tenaga kerja di Bojonegoro yang bekerja di sektor perkebunan atau pabrik tembakau.
Asal Kata Tembakau
Kartodirdjo, Sartono dan Suryo Djoko (1991) dalam buku Sejarah Perkebunan di Indonesia, menyebut kata “tembakau” sendiri berasal dari bahasa Portugis tabako atau tumbaco, yang kemudian digunakan oleh masyarakat Jawa. Dalam bahasa Belanda, tembakau adalah tabak.
Sistem tanam paksa Belanda juga berdampak pada perkembangan tembakau, mengingat resiko kegagalan yang tinggi dalam budidaya tanaman ini. Tembakau memerlukan perawatan yang baik karena rentan terhadap perubahan cuaca.
Meskipun catatan tentang penanaman tembakau di Bojonegoro sebelum tahun 1928 mungkin terbatas, tetapi tanaman ini sudah menjadi bagian dari kehidupan petani dan masyarakat sejak lama.
Tembakau bukan hanya sekadar tanaman, tetapi juga bagian dari sejarah dan perkembangan ekonomi serta kehidupan masyarakat di Bojonegoro.
Hasil tembakau Bojonegoro periode tahun 1969-1995
No Tahun Hasil Produksi (ton)
1. 1969/1970 81.792,4
2. 1970/1971 82.908
3. 1971/1972 60.908
4. 1972/1973 60.332
5. 1973/1974 69.034
6. 1974/1975 72.218,12
7. 1975/1976 90.695
8. 1976/1977 61.052
9. 1977/1978 60.357,5
10. 1978/1979 55.680
11. 1979/1980 112.156,3
12. 1980/1981 67.417
13. 1981/1982 89.636
14. 1982/1983 88.357
15. 1983/1984 76.553,23
16. 1984/1985 79.983
17. 1985/1986 82.433,81
18. 1986/1987 80.433
19. 1987/1988 78.751,33
20. 1988/1989 79.881,23
21. 1989/1990 60.653
22. 1990/1991 62,521
23. 1991/1992 56.921
24. 1992/1993 53.452
25. 1993/1994 51.993
26. 1994/1995 40.331
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro