Penulis: Indika Fahrul Hikami
Bisa jadi penulis? Tentu membawa kebahagiaan tersendiri. Karena penulis dapat menceritakan pengalaman dan pengetahuan pribadi maupun orang lain yang disusun rapi memudahkan orang memperoleh informasi.
Penulis juga seakan menjadi guru yang memberikan informasi, pengetahuan, bahkan semangat baru kepada pembaca. Tentu dengan catatan tidak mengandung SARA, pelecehan dan sejenisnya.
Namun kebanggaan sebagai penulis kini mempunyai tantangan baru. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena perkembangan AI (Artificial Intelligence) yang semakin masif.
Profesi sebagai penulis kini semakin ‘tergusur’ dengan adanya AI yang membuat orang lain yang sebenarnya tidak memiliki keahlian apapun dalam kepenulisan, secara mendadak bak sulap, seketika langsung menjadi penulis handal.
Penulis dadakan tersebut kerap kali tidak menghiraukan tata bahasa, ketepatan informasi, fakta atau hoaks dan sejenisnya. Sebagai penulis dadakan, ia membayangkan hasil karyanya telah jadi dan siap disebarluaskan.
Dengan mulai tergusurnya penulis, apalagi sebagian besar masih tahap belajar, membuatnya kini kerap kali melamun, membayangkan masa depan yang seakan mulai suram dan gelap gulita. Jasanya, keahliannya seakan tidak dipergunakan lagi di kehidupan dunia ini.
Dengan menipisnya pilihan tersebut, langkah berat harus diambil. Meninggalkan dunianya dan beralih ke bidang lain.
Apalagi, ditambah saat ini banyak media online memanfaatkan AI dengan cara merekrut penulis dengan gaji yang tidak menentu. Salah satu alasannya, karena penulis yang direkrut bisa memanfaatkan AI, sehingga lebih cepat.
Suka tidak suka, karena tidak ada pilihan lain, penulis pasti akan tetap mengambil kesempatan tersebut tanpa menghiraukan risiko seperti kehilangan banyak waktu demi mengejar pendapatan yang belum jelas jumlahnya.
Curhatan Penulis Konten
Pada awalnya, saya tidak memiliki pengetahuan sebagai penulis sama sekali. Namun, setelah membaca beberapa buku, ternyata menjadi menulis sungguh mengasyikkan. Sebab, sebagai penulis, kita seakan memberikan informasi yang memang sangat dibutuhkan pembaca.
Dengan tidak sengaja, ada lowongan kerja sebagai penulis konten di media online. Saya pun mendaftarkan diri. Dengan syukur Alhamdulillah, saya berhasil masuk dan bergabung bersama rekan seperjuangan.
Waktu terus berjalan, hari demi hari terlewati dengan rasa riang gembira bersama teman-teman. Saling bertukar informasi, saling memberikan semangat, dan saling membantu. Namun itu waktu dulu, yang kini hanya menjadi kenangan.
Kisah manis tersebut dengan seketika menjadi miris setelah media online yang menjadi sumber mencari nafkah tersebut tutup setelah diterjang gelombang AI yang kini telah merajalela.
Media online tersebut harus tutup karena pendapatan lebih kecil dari pengeluaran. Saya hanya menjadi penulis konten, hanya bisa sabar, tabah dan ikhlas dengan keadaan tersebut.
Sadar akan dunia yang terus berputar, waktu yang terus berjalan, saya tak mungkin hanya berdiam diri, lowongan pekerjaan sebagai penulis konten masih menjadi tujuan favorit.
Hingga akhirnya, saya menemukan tempat di mana bisa kembali mengembangkat bakat dan hobi menulis setelah kembali diterima di salah satu media online lainnya.
Namun, ada sedikit hal yang mengganjal. Sebab, gajinya masih menjadi misteri, karena tidak adanya gaji yang pasti setiap bulannya. Bahkan, sempat waktu itu, saya bertemu penulis konten di media online tersebut, dia hanya mendapatkan Rp 5 ribu dalam waktu 1 bulan.
Padahal, setiap hari, sebagai penulis konten di media online tersebut, diharuskan menulis artikel sebanyak 10 artikel. Bisa dibayangkan, betapa lama dan lelahnya membuat artikel tersebut yang padahal gajinya masih menjadi misteri.
Seketika, setelah berpikir keras dan panjang hingga memakan waktu berhari-hari, saya memutuskan untuk keluar dari media online tersebut karena merasa hanya membuang waktu demi hal yang tak pasti.
Kini, memang zaman semakin berubah ke arah yang tak menentu. Dunia kini seakan dikendalikan oleh AI. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan karena tenaganya telah tergantikan oleh mesin.
Bagaimana kamu melihat perkembangan dunia sekarang?