Desa Ngraho Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, memiliki tiga dusun. Ngraho, Bulu dan Bringan. Di RT 13 RW 01 Dusun Bringan terdapat punden atau makam yang cukup dikenal masyarakat. Punden Mbah Gimbal.
***
Menuju punden, ada jalan paving yang tak begitu lebar tapi cukup untuk kendaraan roda empat. Dari kejauan, tampak pemakaman tanpa pagar berada di tengah hamparan lahan sawah. Sekitarnya ditumbuhi pepohonan rindang. Di situlah punden Mbah Gimbal. Letaknya berbeda, karena ada batu nisan dan berpagar kayu sederhana berwarna hijau. Di dekatnya terdapat pohon besar yang rindang, semakin menambah suasana hening.
Siapa Mbah Gimbal? Warga menyebutnya sebagai leluhur cikal bakal Dusun Bringan. Di tempat ini, warga sekitar rutin melakukan sedekah bumi setiap Jumat pon di bulan Muharram atau ulan Suro. Selain itu warga sekitar melakukan tahlil dan doa bersama setiap sore Kamis pahing di punden untuk menghormati sosok pendahulu Mbah Gimbal.
Kegiatan syukuran nasi tumpeng dan pembacaan tahlil di makam bersama dianggap pemandangan yang lumrah bagi warga Bringan. Kegiatan seperti ini dipercaya sebagai ungkapan bukti rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga warga menyakini bukanlah syirik.
Sarmin, sesepuh dan juru kunci Punden Mbah Gimbal, ketika saya temui pertengahan Juli 2024 menceritakan bahwa punden sudah lama ada sejak dulu, meski tak diketahui pasti tepatnya. Kisah Mbah Gimbal diceritakan turun temurun hingga kini.
Mbah Gimbal adalah sosok orang yang babat alas atau membuka hutan yang kemudian jadi permukinan Dusun Bringan. Konon Mbah Gimbal memiliki nama asli Imam Syahri. Ia perajurit kerajaan yang melarikan diri dari kejaran Belanda mencari tempat persembunyian. Hingga sampailah ia di Bringan. Mbah Gimbal mempunyai lima saudara yang makamnya berada di tempat berbeda. Sebagian makam dikenal sesuai nama desa tempatnya.
“Mbah gimbal punya lima saudara, Mbah Janjang, Mbah Donan, Mbah Gerit, Mbah Gimbal, Mbah Pung, Mbah Sudu,“ tutur Sarmin.
Makam Mbah Janjang berada di Desa Janjang (di Kabupaten Blora). Mbah Donan di desa Donan, Kecamatan Purwosari. Mbah Gerit di Desa Korgan, Kecamatan Purwosari. Mbah Pung di Desa Ngraho, Kecamatan Gayam. Mbah Sudu di Desa Sudu, Kecamatan Gayam.
Cerita tentang Mbah Gimbal lainnya diungkapkan oleh M. Muslim, modin Bringan. Menurut dia, ada dua versi cerita Mbah Gimbal. Versi pertama bahwa Mbah Gimbal masih termasuk perajurit kerajaan Majapahit. Versi kedua cerita turun temurun yang dipercaya warga sekitar, yakni tokoh penyebar agama Islam di Bringan.
Mbah Gimbal memiliki santri dan suka memberi mereka makan. Pada suatu waktu Mbah Gimbal sedang bertengkar dengan saudara laki-lakinya bernama Mbah Poeng yang sekarang pundennya terdapat di Dusun Ngraho. Singkat cerita Mbah Poeng menendang kendi atau basi yang digunakan Mbah Gimbal untuk memasak nasi hingga nasi tumpah berserakan di tubuh dan rambut Mbah Gimbal.
“Ketika masak, Mbah Poeng menendang basi yang digunakan Mbah Gimbal untuk ngeliwet nasi. Akhirnya nasi jibrat gimbal di tubuh Mbah Gimbal,” cerita Muslim, Kamis (15/8/2024). Cerita ini kono diperoleh dari tirakat ‘orang pintar’ yang melihat alam gaib.
Muslim menambahkan Mbah Gimbal juga masih berkerabat dengan Mbah Menak Anggrung yang makamnya di Kuncen, Padangan. Namun, soal ini masih belum ditemukan bukti kuat tentangnya.[nf]