Setiap tanggal 11 September, Indonesia memperingati Hari Radio Nasional, yang juga dikenal sebagai Hari RRI. Tanggal tersebut memiliki makna yang istimewa karena merupakan hari kelahiran Radio Republik Indonesia (RRI), yang didirikan pada 11 September 1945. Ini adalah sejarah singkat tentang bagaimana peringatan ini menjadi salah satu momen penting dalam kalender nasional.
Latar Belakang Pendirian RRI
Pada tahun 1945, Indonesia baru saja memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan Jepang dan Belanda. Masyarakat merasa buta akan informasi, dan suasana politik yang tidak pasti membuat banyak orang merasa cemas. Pada saat yang sama, berita dari luar negeri mengabarkan rencana tentara Inggris, yang mengatasnamakan sekutu, untuk menduduki Jawa dan Sumatera. Hal ini menciptakan ketidakpastian lebih lanjut tentang masa depan Indonesia.
Menanggapi situasi ini, sekelompok orang yang pernah aktif di dunia penyiaran radio selama masa penjajahan Jepang menyadari pentingnya memiliki sarana komunikasi yang efektif untuk pemerintahan Republik Indonesia yang baru terbentuk. Inilah awal dari gagasan mendirikan RRI.
Pertemuan Pemutus Keputusan
Pada tanggal 11 September 1945, pukul 17.00, sejumlah delegasi radio berkumpul di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon di Jakarta. Delegasi ini terdiri dari tokoh-tokoh seperti Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi. Abdulrahman Saleh, yang kemudian menjadi ketua delegasi, menyampaikan rencana mereka. Salah satu usul penting adalah mendirikan radio sebagai alat komunikasi antara pemerintah dan rakyat, mengingat perkiraan kedatangan tentara sekutu di Jakarta akhir bulan itu. Radio dipilih karena dapat memberikan komunikasi yang cepat dan tidak mudah terputus, terutama dalam situasi pertempuran.
Namun, delegasi juga menghadapi tantangan dalam hal modal operasional, karena studio dan pemancar-pemancar radio Hoso Kyoku sudah terdaftar sebagai barang inventaris sekutu. Meskipun pemerintah awalnya keberatan, delegasi memutuskan untuk melanjutkan rencana mereka, mempertimbangkan urgensi dalam situasi saat itu.
Pendirian Radio Republik Indonesia (RRI)
Pada pukul 24.00 tanggal yang sama, delegasi dari delapan stasiun radio di Jawa berkumpul untuk rapat di rumah Adang Kadarusman. Mereka adalah Soetaryo dari Purwokerto, Soemarmad dan Soedomomarto dari Yogyakarta, Soehardi dan Harto dari Semarang, Maladi dan Soetardi Hardjolukito dari Surakarta, serta Darya, Sakti Alamsyah, dan Agus Marahsutan dari Bandung. Hasil dari rapat tersebut adalah pendirian Radio Republik Indonesia (RRI), dengan Abdulrahman Saleh sebagai pemimpinnya.
Tokoh-Tokoh Penting dalam Sejarah RRI
- Abdulrahman Saleh: Sebagai ketua delegasi yang memimpin pendirian RRI, Abdulrahman Saleh memainkan peran kunci dalam merumuskan rencana dan mengkomunikasikan urgensi pendirian RRI kepada pemerintah.
- Adang Kadarusman: Salah satu tokoh penting yang turut berkontribusi dalam pembentukan RRI. Dia juga menjadi bagian dari delegasi awal yang mengusulkan pendirian RRI.
- Tokoh-Tokoh Delegasi Lainnya: Semua anggota delegasi, seperti Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, Maladi, dan lainnya, berperan dalam merumuskan rencana dan mengambil langkah-langkah krusial dalam pendirian RRI.
Hari Radio Nasional adalah momen penting untuk mengenang perjuangan dan peran bersejarah RRI dalam menyediakan sarana komunikasi yang vital dalam menjaga kemerdekaan Indonesia pada saat-saat awal negara ini berdiri. Dalam peringatan ini, kita juga menghormati tokoh-tokoh seperti Abdulrahman Saleh dan Adang Kadarusman yang telah berperan besar dalam mendirikan RRI dan menjadikannya salah satu lembaga penyiaran terkemuka di Indonesia hingga saat ini.
Diolah dari sumber: kpi.go.id