Penulis: Kajar Djati
Pada pertengahan tahun 2013, di sungai Bengawan Solo, Desa Ngraho Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, terjadi pengangkatan sebuah perahu besi setelah proses yang memakan waktu 13 hari. Meski sebenarnya, perahu besi kuno ini sudah lama dikenal oleh warga sekitar.
Saat musim kemarau, perahu tersebut muncul dari dasar sungai akibat pendangkalan. Namun oleh warga dianggap berbahaya dan tidak diusik karena dipercayai memiliki kekuatan supranatural yang terkait dengan mitos Dampu Awang, seorang tokoh Tiongkok.
Pada Juni 2013, perahu ini akhirnya diangkat dan ditempatkan di Punden Mbah Pung Prodo, Desa Ngraho, setelah melewati upacara adat. Perahu ini memiliki panjang sekitar 24 meter dan lebar lambung kapal sekitar 4 meter, terbagi menjadi 5 bagian terpisah.
Teknik pembuatannya menggunakan teknik keling, yaitu menempelkan bagian-bagian lembaran besi dengan cara ditempelkan dan diberi paku sebagai pengaitnya. Identifikasi teknik pembuatan ini menunjukkan bahwa perahu besi ini dibuat sebelum era kolonial Belanda, diperkirakan pada masa berdirinya kongsi dagang VOC Belanda di kurun waktu 1602-1800 untuk mengangkut hasil bumi dari pedalaman Jawa.
Siapa Dampo Awang?
Di masyarakat pesisir Jawa Tengah, legenda tentang Dampo Awang telah diceritakan secara turun temurun. Ada yang bilang dia merupakan nama lain dari Laksamana Cheng Ho, pelaut Cina yang melakukan ekspedisi ke Nusantara pada abad ke-15, ada pula yang menyebutnya sebagai seorang sakti yang mampu menerbangkan kapalnya hingga di saat mendarat, kapal itu kemudian berubah menjadi sebuah gunung.
Pembahasan soal sosok Dampo Awang-pun ditemukan dalam berbagai literasi-literasi kuno dan juga cerita rakyat. Lalu siapa sebenarnya sosok legenda masyarakat pesisir utara Jawa Tengah itu?
Dilansir dari Budaya-tionghoa.net, ahli sejarah asal Cirebon, Pangeran Suleman Sulendraningrat menyebut bahwa Dampo Awang adalah pedagang asal Cina yang kaya raya. Dulunya ia identik dengan nama Sam Po Kong atau Sam Po Loa Tang atau Sam Po Toa Jin atau Sam Po Bo.
Dikutip dari laman budaya-indonesia.org, Dampo Awang adalah seorang pedagang kaya dari Cina yang memimpin perjalanan laut menuju pulau Jawa untuk menyebarkan ajaran Kong Hu Cu. Di pulau Jawa, ia bertemu dengan Sunan Bonang, seorang tokoh agama Islam yang juga aktif menyebarkan ajarannya. Awalnya, Dampo Awang mencoba menghalangi penyebaran Islam, namun rencananya digagalkan. Setelah kegagalan pertama, Dampo Awang kembali dengan pasukan yang lebih besar, namun kali ini penduduk daerah tersebut telah memeluk agama Islam. Sunan Bonang kembali mengalahkannya dan menghukum Dampo Awang dengan menghancurkan kapalnya dan membiarkannya terapung di laut. Akibat peristiwa ini, daerah tersebut dinamakan Rembang, yang sekarang menjadi Kabupaten di Jawa Tengah.